Kapan terakhir kali kamu mempelajari sejarah? Yah, mungkin bisa dibilang
 ketika kita terakhir kali mempelajarinya di sekolah (atau di kampus). 
Setelah itu? Lenyap. Padahal, sejarah sangat menentukan langkah kita ke 
depannya, langkah kita yang bakal menentukan akan jadi apa jadinya. Nah,
 dengan sejarah itulah kita bisa memahami apa yang para pendahulu kita ingin sampaikan kepada kita.
Tapi nggak suka baca buku yang tebal-tebal ya?
Nggak masalah bro! Sebenarnya nggak cuma dari buku-buku sejarah tebal 
saja kita bisa memahami apa yang ingin para pendahulu kita sampaikan 
kepada kita. Ada cara simpelnya! Apa itu?
Peribahasa, Pepatah, Hikmah, atau Apalah Namanya Gitu
Masih ingat dengan peribahasa berikut?
- Rajin pangkal pandai
- Hemat pangkal kaya
- Tong kosong nyaring bunyinya
Nah, ternyata peribahasa-peribahasa yang dulu kita hapalkan di 
SD dulu itu, nggak cuma buat nambah nilai doang bro! Justru, manfaatnya 
kerasa banget di kita-kita yang dewasa ini. Coba deh kita pahami satu 
per satu.
Rajin pangkal pandai. Mengapa peribahasanya nggak Jenius pangkal pandai atau Cerdas pangkal pandai.
 Berarti, asalkan kita rajin, berarti bisa dong kita menjadi seseorang 
yang pandai? Tentu saja! Aku sudah membuktikannya ketika menempa diri 
selama 4 tahun di Mahad Tahfiz Quran Isy Karima. Di situ, kelihatan banget kalau ada santri yang rajin menghapal Quran, 
rajin shalat Tahajud, rajin mengulang-ulang kembali hapalannya, bakalan 
kelihatan dah endingnya kayak gimana. Coba yang nggak rajin walaupun dia
 pintar, bakalan susah hapalannya!
Itulah mengapa aku begitu terkejut ketika momen wisuda Isy Karima telah tiba.
Why? Soalnya temanku yang dulunya ngajinya aja susah, ketika dia sudah 
meniatkan dirinya untuk fokus menghapal Quran, di akhirnya, dia malah 
menjadi salah seorang yang menyelesaikan hapalannya dengan nilai cum laude. Wow banget lah pokoknya. Aku yang nggak terlalu rajin ini (waktu itu) sangat menyesali diriku ketika kalah dengannya.
Terkadang, pengalaman itu nggak harus kita yang ngalamin. Cukup dari pengalamanku ini, kamu pasti bisa menentukan sikap.
Baca juga: Supaya Lebih Rajin Membaca Buku
Hemat pangkal kaya. Kenapa nggak diganti aja menjadi Rajin menabung pangkal kaya? Ternyata, rajin menabung nggak lantas membuat kita menjadi kaya, sedangkan, berhemat sudah pasti
 membuat kita kaya. Kok bisa? Coba kita perhatikan sekarang ini, mata 
uang rupiah makin lama semakin melemah sedangkan harga-harga barang 
semakin mahal. Otomatis, nilai uang 100 ribu saat ini belum tentu masih 
bernilai 100 ribu di 20 tahun mendatang. Iya nggak? Jangankan 20 tahun 
mendatang sih, saat ini saja kita sudah bisa merasakannya. Cilok yang 
dulu beli 1000 dapet 10 aja sekarang cuma dapet 4 bahkan 2. Kerasa 
banget kan perubahannya?
Oh ya, aku jadi kepikiran buat nabung 10% dari pendapatan. Moga sukses :D
Tong kosong nyaring bunyinya. Coba deh kita lihat 
orang-orang yang berkuasa, ngomongnya dikit tapi berpengaruh. Bandingkan
 sama kita, berhari-hari demo, tetep aja nggak ditanggapin sama 
pemerintah :D 
Download aplikasi android Muhammad Zaini DI SINI

 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar