Sabtu, 26 Mei 2018

Mengapa Harus Ada Hukuman Mati?


Ketika vonis hukuman mati diberikan oleh pihak pengadilan kepada pelaku maupun terdakwa pihak kejahatan, lantas aku bertanya, "Atas landasan apa dia mengakhiri hidup orang lain?"

Mengapa harus ada hukuman mati? Mengapa manusia yang memiliki kekuasaan membunuh manusia lain? Ya, memang benar dia melakukan kejahatan, memang benar dia mengakhiri hidup korbannya, memang benar dia mengganggu stabilitas negara. Lantas, aku pun bertanya kembali, "Atas landasan apa orang yang berkuasa mengakhiri hidup orang lain?"

Bukankan urusan hidup dan mati hanyalah kekuasaan mutlak Sang Pencipta?

Bukankah hanya Dia yang dapat memberikan ruh dan mencabutnya kembali?

Bukankah hanya Dia yang memberikan kita rezeki lalu mencabutnya kembali?

Bukankah hanya Dia yang memberikan kita kebahagiaan dan ujian?

Sekali lagi, atas landasan apa orang yang berkuasa mengakhiri kehidupan orang lain?

Seseorang menceletuk, "Bukankah dalam hukum Islam ada hukuman mati?"

Maka kujawab, "Ya, memang ada." Tapi, bukankah negara kita tidak menggunakan hukum Islam? Negara kita kan menggunakan sistem demokrasi dalam memproduksi paket-paket hukum yang digunakan untuk mengakiri nyawa orang lain. Lantas, jangan sekali-kali kamu mengaku-ngaku menjalankan hukum Islam yang suci.

Mana yang kamu pilih: hukum Islam atau demokrasi?

Memang ada hukuman mati dalam hukum Islam. Namun, hukuman itu langsung Sang Pencipta yang membuatnya. Maka, bergugurnya dosa-dosa pelakunyalah yang Allah janjikan pada orang-orang yang diberikan hukuman mati atasnya.

Sedangkan pada hukuman mati versi demokrasi, beranikah hakim atau jaksa menjamin akan kehidupan mulia di akhirat pada orang-orang yang dihukum mati?

Tentu saja tidak.

Produk demokrasi hanyalah suatu budaya yang dibentuk manusia hanya untuk menjamin kehidupan duniawi manusia, bukan akhirat. Maka, tentu saja, dalam konsep demokrasi, kehidupan yang aman, tertib, rapi, sejahtera, adalah harapannya. Namun, entah dengan kehidupan akhiratnya.

Jadi, bagi semua pihak yang menodai tangannya dengan darah dalam mendukung, memproduksi, melaksanakan, dan mengawasi hukuman mati, coba deh tanyakan kembali pada diri: Bagaimanakah pertanggungjawabanku di akhirat kelak?

2 komentar: