Jumat, 15 Januari 2016

Mengapa Kita Kurang Mengenal Ilmuan-Ilmuan Besar Zaman Kejayaan Islam?


 Ketika kita membahas tentang ilmuan-ilmuan cerdas zaman peradaban Islam, tentu kita akan menemukan banyak nama. Misalnya saja Ibnu Sina yang terkenal dengan medisnya, Ibnu Khaldun yang terkenal dengan pemaparannya berkaitan dengan sejarah bangsa-bangsa (aku punya bukunya coy, mukadimah judulnya, tapi tebel banget), Ibnu Tufail yang terkenal dengan novelnya yang berjudul Hay bin Hayzan, Ibnu Rusyd yang terkenal dengan pengelanaannya memahami hakekat elemen-elemen (alkemi), dan masih banyak lagi yang belum pernah sampai kepada kita nama-namanya. Tapi, mengapa kita lebih mengenal ilmuan-ilmuan Barat yang lebih mengedepankan metode, objektivitas, dan berbagai sebutan lainnya namun kosong dari iman.

Apa penyebabnya?

Berikut ini aku paparkan beberapa sebab yang membuat kita jarang mengenal ilmuan-ilmuan Islam:

1. Bukunya Nggak Sampai Kepada Kita

Banyak buku-buku yang ditulis oleh para ilmuan namun belum sampai kepada kita. Oke, ada dua alasan yang menyebabkan hal itu terjadi. Pertama, buku itu memang benar-benar lenyap dari muka bumi yang penyebab utamanya adalah Jihad melawan kaum Salibis dalam Perang Salib. Dan penyebab kedua, buku itu sebenarnya ada namun belum sampai kepada kita di Indonesia. Contohnya saja buku-buku yang tersimpan di perpustakaan Spanyol dan Suriah.

2. Bukunya Ada Tapi Masih Berbahasa Arab

Memang sih, kalau kita tidak bisa memahami bahasa asli yang digunakan penulis di dalam bukunya, kita akan kesulitan memahaminya (kalau kita beneran membacanya) dan kita tentu saja menunggu versi terjemahannya supaya dapat kita baca.

Namun, kebanyakan buku-buku para ilmuan Islam tersebut masih menggunakan bahasa Arab. Kenapa?

Kalau menurutku sih, sebab pertama tu ya karena nggak marketable. Masak mau sih penerbit menerbitkan buku-buku yang nggak laku di pasaran? Nggak mungkin kan?

Makanya, kalau kita masih punya kesempatan lebih, umur yang panjang, alangkah baiknya kita mempelajari bahasa Arab guna bisa membaca buku-buku berharga tersebut yang masih berbahasa Arab.

3. Ketika Sudah Diterjemahkan, Kita Nggak Membacanya

Ini adalah penyebab yang klasik. Dan kebanyakan kita melakukannya. Contohnya aja gini, kalau misalnya kamu disuruh milih antara buku Harry Potter (atau Sherlock Holmes lah) dengan kumpulan hadits Al Bukhari, mana yang lebih kita pilih? Nah, itu dia. Kita masih lebih memilih hiburan daripada ilmu.

Jadi, kalau ingin mengenal siapapun, termasuk ilmuan-ilmuan zaman kejayaan Islam, bacalah karya-karyanya. Dengan begitu, kepribadian sang penulis pun meresap ke dalam jiwa kita.

 Kalau kamu, buku apa aja dari mereka-mereka yang sudah pernah kamu baca?

Download aplikasi android Muhammad Zaini DI SINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar