Selasa, 27 Oktober 2015

Berkaca pada Manusia Purba


Apa yang membedakan kita pada hari ini dengan “kita” pada zaman dahulu kala? Apakah dari segi kecanggihan teknologinya? Apakah dari segi kemegahan suatu bangunan? Apakah dari segi kemajuan suatu kebudayaan? Atau ada parameter-parameter lain?
Ternyata…
Kita kalah dengan manusia purba…
Why?
Kalau menurut pandanganku, kita sekarang ini aneh. Benda-benda kecil saja yang sebenarnya nggak begitu tampak pada nilai suatu estetika saja kita perhatikan betul. Sehingga, barang-barang besar yang merupakan kunci suatu penilaian estetika sering kita abaikan.
Berarti kita kalah banget dong sama bangsa Aad dan Tsamud?
Yah begitulah. Kita hari ini lebih mementingkan benda-benda kecil yang memiliki nilai virtual daripada benda-benda yang sangat nampak dan memiliki nilai kognitif (atau, bisa kukatakan sebagai nilai motorik). Kita hari ini lebih terfokus dengan “menghabiskan kehidupan” di depan hape atau di depan laptop. Oh iya, aku mau cerita nih, kan hari ini paket quota internet di tabku sudah habis. Berarti kan itu barang udah nggak ada nilainya gitu ya. Nah, aku ngelihat itu tab mah cuma bisa ketawa sendiri aja. Kok bisa gitu ya, benda sekecil ini bisa menguras dompetku, bisa memberikan kesenangan-kesenangan semu, bisa menghabiskan waktu-waktu berhargaku. Pas sudah tak berguna seperti ini, baru dah kerasa betapa “bodohnya” kita selama ini.
Sedangkan, barang-barang lain di sekitar kita menyimpan rasa cemburu…
  • Kursi cemburu. Dia tak ingin debu senantiasa menempelinya.
  • Kasur cemburu. Dia tak ingin hanya dipakai tidur sedangkan yang menidurinya lebih setia kepada hapenya daripada kepada kasur yang sedang dia tindihi.
  • Buku-buku cemburu. Dia tak ingin hanya berdebu dan menjadi sarang laba-laba sedangkan majikannya yang sudah tumbuh besar lebih memilih membaca status “kawal-kawalnya” di Facebook, Twitter, Line, maupun Path.
  • Lantai yang mulai kotor memendam cemburu.
  • Topi-topi cemburu.
  • Pakaian-pakaian cemburu.
  • Tipi cemburu. Tak pernah dibersihkan.
  • Bunga-bunga cemburu. Ternyata pemiliknya lebih menyenangi game bunga-bungaan di Androidnya.
Itulah kita. Itulah mereka. Kita tak mendengar mereka karena bahasa kita berbeda dengan mereka.

Download aplikasi android Muhammad Zaini DI SINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar