Kamis, 02 Juli 2015

Mengapa Banyak Sarjana yang Nggak Sukses?

Sad
Yah, mungkin agak aneh juga kalau orang kayak aku ini — yang belum pernah mencicipi rasanya jadi sarjana — berpendapat tentang dunia akademisi yang (menurutku) saat ini kehilangan kesakralannya. Aku di sini bukannya bermaksud untuk menghakimi individu tertentu lebih-lebih menyalah-nyalahkan para sarjana yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk kesia-siaan. Nggak! Yang akan kucoba di sini hanyalah “sedikit” mengangkat isu ini supaya setiap sarjana hendaklah memikirkan tentang masa depannnya.

Apa Sih Sukses Itu?

Nah, kalau ada pertanyaan tentang Mengapa sarjana banyak yang nggak sukses? mestinya kan dimulai dari apa sih makna sukses itu? Berhubung dengan yang namanya kesuksesan itu adalah sesuatu yang abstrak (tidak absolut), hingga semua orang bisa memberikan terminologi masing-masing tentang makna sukses itu.
  1. Ada yang mengatakan sukses itu adalah ketika memiliki banyak duit
  2. Ada yang bilang sukses itu kalau bisa menjadi pemimpin. Contohnya menjadi presiden
  3. Ada juga yang bilang kalau sukses itu kalau sudah memiliki karya
  4. Bagi orang tertentu, sukses itu kalau bisa mendapatkan ridho Ilahi
Nah, apa definisi sukses menurutmu?

Langkah Berikutnya Setelah Mengenal Makna Sukses

Oke, kalau sudah mengenal dengan yang namanya sukses, maka langkah berikutnya adalah bergaul dengan orang-orang yang menjadi sebab-sebab kesuksesanmu. Kalau kamu berpikir bahwa sukses itu adalah orang yang punya duit banyak, maka bergaullah dengan orang-orang yang bisa menjadi sebab kamu menjadi orang yang berduit banyak (kaya). Kalau kamu berasumsi bahwa sukses itu adalah ketika mendalami moral-moral kehidupan, maka bertemanlah dengan orang-orang yang bermoral tinggi. Oh iya, aku jadi keingat dengan suatu perkataan:
Kenalilah kebaikan, maka kamu akan menjumpai ahli-ahli kebaikan.
Perkataan itu aku lupa apakah perkataan Rasul, Sahabat, atau perkataan ulama. Ntar, kalau ada yang tau, kasih tau ya :)

2 Langkah Berikutnya yang Tak Kalah Penting

Kalau kamu sudah mengetahui apa itu sukses, terus sudah bergaul dengan orang-orang yang menjadi sebab kepadamu menjadi orang yang sukses, maka 2 langkah berikutnya yang sangat penting adalah berikhtiar dan bertawakkal.
Mungkin banyak orang yang meremehkan 2 langkah ini. Tapi percayalah, tak ada satupun suatu peradaban yang bisa maju, berkuasa, dan berdaulat (setelah adanya solidaritas sosial) kecuali dengan 2 hal ini. Pernahkah ada suatu peradaban yang dibangun dengan rasa malas (tanpa ikhtiar)? Atau, apakah ada suatu peradaban yang penuh dengan berkah tanpa adanya rasa tawakkal, berserah diri kepada Allah subhanahu wa taala? Bahkan, peradaban Saba’, yang dulunya adalah suatu peradaban yang sangat maju, tetapi ketika mereka telah melupakan Allah subhanahu wa taala, maka hasil perkebunan mereka menjadi pahit. Tanah-tanah mereka kehilangan berkahnya. Padahal, ketika mereka masih taat kepada Allah subhanahu wa taala, mereka bisa memperoleh hasil-hasil perkebunannya tanpa memetik buahnya, melainkan hanya meletakkan keranjang buah di atas kepalanya. Perbedaan yang sangat besar, bukan?
Apalagi dengan bangsa Indonesia, yang kedaulatannya saja belum bisa “terdengar suaranya” jika dibandingkan kehebatan bangsa Saba’, Aad, Tsamud, Bani Umayah, Bani Abbasiah, Andalusia, yang kekuasaan mereka hancur berkeping-keping ketika jauh dari Allah subhanahu wa taala.

Download aplikasi android Muhammad Zaini DI SINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar