Sabtu, 11 Juli 2015

Apa Warisan Kita Buat Masa Depan?

Bukti peradaban bangsa Tsamud
Seperti yang kita tau, segala sesuatu ada umurnya. Suatu peradaban – semegah apapun – memiliki umur. Manusia memiliki umur. Hewan memiliki umur. Tumbuhan memiliki umur. Pertanyaannya, apa yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya dalam memanfaatkan umurnya?
Sesuatu yang ditinggalkannya
Ketika hewan dan tumbuhan mati, tak ada satupun yang ditinggalkannya. Semuanya lenyap. Ketika manusia dan peradaban mati, kita masih melihat bekas peninggalannya hingga saat ini. Masih ingat kan, dengan monumen peninggalan bangsa Aad, Tsamud, hingga Baitul Maqdis (Al Quds)? Tau juga kan dengan yang namanya kastil-kastil kerajaan Yunani, Romawi, Persia, hingga Piramid Firaun? Ya, semua itu adalah peninggalan-peninggalan peradaban yang masih kita saksikan hingga saat ini. Konon, bangunan-bangunan tersebut tak bisa dihancurkan. Bahkan, oleh peradaban yang lebih maju sesudahnya.
Mari aku ceritakan kisah tentang Harun Ar Rasyid, sultan Bani Abbasiyah, yang berniat menghancurkan piramid di Mesir…
Waktu itu Sultan Harun Ar Rasyid berencana menghancurkan piramida karena menurutnya nggak boleh ada monumen non Arab yang kokoh di atas kerajaan Arab. Maka, beliau pun bertanya kepada salah seorang penasehatnya. Kalau kata penasehatnya sih mendingan jangan (dengan nada yang menyindir gitu) karena ditakutkan apa kata dunia ketika seorang Arab ingin menghancurkan monumen non Arab dan ternyata gagal. Nasehatnya pun akhirnya nggak digubris dan penghancuran pun dimulai.
Ketika baru awal-awal penghancuran, yaitu baru membuat lubang yang menembus salah satu piramid, beliau pun menyerah dan tak bisa melanjutkannya. Akhirnya, monumen itu nggak bisa dihancurkan. Kita masih bisa melihat piramid hingga saat ini kan? Nah, coba deh kalau ke sana, kamu cari tuh lubangnya di piramid. Itu adalah saksi sejarah yang nggak bisa berdusta.
Yah, begitulah watak peradaban. Saling menaklukkan. Saling menghancurkan. Dan memang, karena kepemimpinan adalah berbicara soal kekuatan, ketika pemimpinnya lemah, maka peradaban itu nggak bakalan bisa bangkit kecuali ditopang oleh bangsa lain (kalau Indonesia?)
Nah, pertanyaannya adalah, Apakah hanya peradaban besar yang bisa meninggalkan “sesuatu” buat masa depan?
Tidak! Kita pun bisa. Cobalah meninggalkan apa saja yang sekiranya abadi buat anak cucu kita di masa depan. Bisa lewat tulisan di Internet. Atau, kalau kamu bisa membuat buku, buatlah buku yang berguna nantinya. Kayak buku yang sekarang aku pegang nih, Muqaddimah, Ibnu Khaldun. Kalau kamu bisa membuat bangunan yang tinggi, buat saja, yang penting pertanggungjawabannya di akhirat aku nggak ikut-ikutan yah :P

Download aplikasi android Muhammad Zaini DI SINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar