Senin, 01 Juni 2015

Satu atau Dua ... Penekanan dalam Bahasa Arab


Yok, kita belajar Grammar dikit-dikit. Kali ini kita akan membahas grammar bahasa Arab dalam bab Penekanan Kalimat.
Tau to, maksudnya?
Contohnya aja kayak gini:
Jangan minum!
Dah tak bilangin jangan minum kok! ... level satu
Woi, kowe denger po ra to? Wes tak kandani ojo ngombe! Ki bocah ngeyel wae! ... level dua (Saking keselnya, sampe pake bahasa Jawa. Hahahaha...)
Nah, dah ngerti to? Sekarang langsung contoh aja. Kita mulai dari yang paling simpel: Jangan Minum.
Biasa...

لا تشرب

La tasyrab
Jangan minum!
Level Satu...

لا تشربن

La tasyraban
JANGAN MINUM!
Level Dua...

لا تشربن

La tasyrabanna
JANGAN MINUM
Oke, sudah tau bedanya kan, kalimat larangan biasa dengan kalimat larangan level satu dan dua dalam bahasa Arab? Kita sering sekali salah ketika mendapatkan suatu Hadits ataupun Ayat yang menggunakan kalimat larangan level dua. Kita kira itu larangan biasa. Eh, ternyata dah larangan level dewo ternyata. Contohnya aja kayak hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam di bawah ini:

لا تشربن أحدكم قاىما

La tasyrabanna ahadukum qaiman
JANGAN MINUM salah seorang dari kalian dengan berdiri.
Oke, aku di sini nggak membahas tentang derajat hadits ini apakah ini hadits shahih, hasan, hasan lighairih, atau dhaif. Aku juga nggak membahas apakah hadits ini mutawattir, ahad, mu'allaq, atau istilah-istilah lainnya di kalangan ahli hadits. Yang ingin aku bahas di sini adalah dari segi bahasa aja supaya kita bisa menghayati gitu lo, saat mendengarkan suatu hadits. Oke, langsung kita bahas.
Karena bahasa Arabnya la tasyrabanna, berarti ini larangan dah sampe level dua...
Setelah itu, ada kata ahadukum yang berarti salah seorang di antara kalian, yang sebenarnya ini kalimat juga merupakan penguatan. Kasih level tiga aja lah kalau gitu :D ...
Yang berikutnya adalah qaiman yang berarti (dengan) berdiri. Kenapa dikasih kata dengan? Karena berdiri di sini adalah hal atau kondisi dari minum tadi. Maka, kalau digabung menjadi minum dengan berdiri...
Oke, sudah tau kan, ini larangan dah sampe level berapa?
Oh iya, karena ilmu fiqih nggak dibentuk dari satu hadits saja, yang riwayatnya juga nggak kucantumkan :D , maka, tak rekomendasiin buat ndalemin lagi ini hadits. Ntar takutnya malah aku yang nggak tau apa-apa ini dikira buat hukum fiqih baru lagi :D

Download aplikasi android Muhammad Zaini DI SINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar