Jumat, 24 Januari 2014

Kata Terindah dalam Hidupku


Kata yang paling indah bagi umat manusia adalah 'ibu' dan panggilan paling indah adalah 'ibuku'. Ini adalah kata penuh harapan dan cinta yang keluar dari kedalaman hati paling dalam.
~Kahlil Gibran~

Ibu, entah bagaimana caraku untuk mendefinisikanmu sebagaimana kumendefinisikan teorema-teorema dan paham-paham dalam keilmuan sains. Terlalu susah bagiku untuk dapat menyederhanakan perananmu dan perasaanmu kepada kami yang tak terbilang besarnya. Ibu, mungkin tulisan dari anakmu yang sangat engkau banggakan ini bisa sedikit menyiratkan senyum di wajahmu.

Ibu, di saat kuucap namamu, 'Ibu', aku merasakan kedamaian yang luar biasa, kedamaian yang mampu melenyapkan kegundahan hati yang selama ini menggumpal lama dan membusuk dalam jiwa yang rapuh ini. Entah bagaimana lagi aku bisa berjuang di garda terdepan sebagai 'pahlawan' bagi keluarga jikalau engkau tidak menyemangatiku, memberiku motivasi, mengajarkan padaku apa itu visi, tujuan, makna, dan ketangguhan hati. Entah bagaimana engkau selalu dapat melengkapi potongan puzzle keyakinan dalam hatiku yang terkadang tercecer jauh, terlempar jauh dari keagungan cita-cita. Putus asa. Kegundahan. Kegalauan. Tiada 3 kata itu tatkala engkau berada di sampingku, menopangku, menegakkan kembali tulang rusuk harapanku. Dari dirimu aku belajar asa.


Ibu, mungkin kau bukanlah manusia. Engkau terlalu hina jika kusebut kau manusia. Engkau adalah malaikat yang menanggalkan sayapnya demi memperbaiki kehidupan bangsa manusia yang sangat lemah di bumi ini. Entahlah, akupun merasa bingung mengapa dirimu begitu sempurna di mataku. Namun, memang begitulah kenyataannya.

Hari demi hari berlalu, bulan demi bulan, tahun demi tahun...

Ibu, aku turut berduka tatkala jam dinding terus-menerus menggerogoti usiamu. Di setiap jamnya, setiap harinya, setiap bulannya, engkau mulai menua. Aku iba. Tatkala kukatakan padamu, "Ibu, berlindunglah di belakangku, akan kulenyapkan waktu yang kian merenggut setiap sel kehidupanmu." Engkau hanya berkata, "Tidak, Nak. Biarkanlah waktu terus berputar. Bagi Ibu, usia bukanlah beban selama terus bisa melihatmu bahagia." Engkau tersenyum.

- setetes air mengalir malas di pelipisku.

Ibu, mungkin jika aku bisa membungkus bumi, langit, serta bintang-gemintang yang cantik nan gemerlapan untuk kuberikan kepadamu. Tapi kuyakin, itu tidaklah cukup. Mungkin, hanya satu yang bisa kuberikan...

... doa seorang anak soleh kepada orang tuanya.

“Jika Anak Adam meninggal maka terputus ‘amalnya kecuali dari 3 (perkara) : Shodaqoh jariyah, ‘ilmu yang bermanfaat, dan anak Sholeh yang berdo’a baginya” (HR. Muslim)

Download aplikasi android Muhammad Zaini DI SINI

2 komentar:

  1. memang benar seorang ibu mencampuradukkan semua jenis perasaan menjadi satu kekuatan untuk keluarganya terutama anak-anaknya

    BalasHapus